image

image

Sunday, June 27, 2010

untuk IBUNDA - dan bakal juga BAPA dan bakal

Pendidikan Anak

Bonda, apakah ilmumu hari ini?
Sudahkah kau siapkan dirimu untuk masa depan anak-anakmu?

Bonda, apakah kau sudah menyediakan takhta untuk tempat kembali anakmu?
Di negeri yang Sebenarnya. Di Negeri Abadi?

Bonda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita.

Bonda, mari persiapkan diri kita untuk itu.

Hal pertama Bonda, tahukah dikau bahwa
kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi?
Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak.

Belum Bonda, bahkan sebenarnya itu semua tak sepenting nilai ketaqwaan.
Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati.
Atau bahkan, boleh jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.

Allahu Yang Maha Mencipta Berkata dalam KitabNya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185)

Begitulah Bonda, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu.
Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anakmu di Negeri Abadi,
ajarkanlah mereka tentang cita-cita ini.
Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.

Kedua, setelah memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:

Pertama, amati sifat-sifat khasnya masing-masing.
Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya.
Tiap manusia unik. Pahami keunikan masing-masing,
dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.

Yang kedua, Bonda, fahami di tahap apa saat ini si anak berada.
Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu sesuai tahapan atau prosesnya.

Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini,
juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam arwah.
Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan ibadah,
amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati
dan badan kita secara prima.
Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan pertama kita pada buah hati kita.

Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abithalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:

1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.

2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.

3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.

Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat.

Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.

Hal ketiga adalah memilih metode pendidikan.
Setidaknya, dalam buku dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam),
ada lima Metode Pendidikan dalam Islam.

Yang pertama adalah melalui Keteladanan atau Qudwah,
yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau Aadah,
yang ketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh,
yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrol atau Mulahazhoh,
sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau Uqubah.

Bonda, jangan tinggalkan satu-pun dari ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan (sebagai metode yang paling efektif).

Setelah bicara Metode, ke empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri.
Hal-hal apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka,
sebagai amanah dari Allah SWT.

Setidak-tidaknya ada 7 bidang.
Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah:
(1) Pendidikan Keimanan
(2) Pendidikan Akhlaq
(3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran
(4) Pendidikan Fisik
(5) Pendidikan Sosial
(6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian
(7) Pendidikan Kejenisan (sexual education).
Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.

Ke lima, kira-kira gambaran pribadi seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita setelah hal-hal di atas kita lakukan?

Mudah-mudahan seperti yang ada dalam sepuluh poin target pendidikan Islam ini:
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.

Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama dikumpulkan di Negeri Abadi.
Amin.



Lima Poin Pendidikan Anak: -1.Paradigma sukses-2.Mengenal Tahapan dan Sifat-3.Metode-4.Isi-5.Target.
Buku Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) diterjemahkan dengan judul “Sistem Pendidikan Islam” terbitan Al-Ma’arif Bandung,
dan buku Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam) diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam.

di ubahsuai:

Dari http://www.eramuslim.com/syariah/benteng-terakhir/lima-poin-pendidikan-anak-dalam-islam.htm

Sunday, June 6, 2010

UlangTahun di al-merapu

pada 4 jun 2009 al-merapu di mulakan
kisah pertamanya, Mak ri FAT

ada offer untuk sesiapa yang mengalami penyakit, yang patut di bedah, tetapi tak mahu di bedah, boleh hubungi kami

ada Offer, Ilmu merawat Diri

ada Ubat, boleh ubat sendiri
ada Ilmu, boleh tambah yakin, jika ikut petunjuk di beri
boleh kenal, siapa Ilahi Rabbi
boleh percaya, jika dah ada keyakinan pada yg Ghaib

terima kasih kerana, menziarahi blog al-merapu
sambil bersantai, semuga dapat, pelajaran, pengetahuan

Inshallah ya,

apa yang kita niat, itu yang akan kita tempuhi, Peluang di beriNYA, kita patut dapat memilihnya, inshallah

terima kasih ya


al-merapu

Saturday, June 5, 2010

to you and to me

"Wahai sekalian manusia! Sekiranya kamu
menaruh syak tentang kebenaran kehidupan ku,
Maka aku tidak menyembah makhluk-makhluk
yang kamu menyembahnya
yang lain dari Allah,
tetapi aku hanya menyembah Allah
yang akan mematikan kamu;
dan aku diperintahkan
supaya menjadi dari golongan yang beriman.

"Serta : ' Hadapkanlah seluruh dirimu
menuju kehidupan dengan betul dan ikhlas,
dan janganlah engkau menjadi dari kalangan orang musyrik '.


Dan janganlah engkau menyembah
atau memuja yang lain dari Allah,
yang tidak dapat mendatangkan manfaat kepadamu
dan juga tidak dapat mendatangkan mudarat kepadamu.
Oleh itu, sekiranya engkau mengerjakan yang demikian,
maka pada saat itu menjadilah engkau dari orang yang berlaku zalim

Dan jika Allah mengenakan engkau dengan sesuatu yang membahayakan,
maka tiada sesiapa pun yang akan dapat menghapuskannya
melainkan Dia;
dan jika Ia menghendaki engkau beroleh sesuatu kebaikan,
maka tiada sesiapapun yang akan dapat menghalangi limpah kurniaNya.
Allah melimpahkan kurniaNya itu
kepada sesiapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya,
dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.

"Wahai sekalian manusia!
Telah datang kepada kamu kebenaran dari Tuhan kamu.
Oleh itu sesiapa yang mendapat hidayah petunjuk,
maka faedah hidayah petunjuk itu terpulang kepada dirinya sendiri;
dan sesiapa yang sesat
maka bahaya kesesatannya itu tertimpa ke atas dirinya sendiri
dan aku pula bukanlah menjadi wakil yang menguruskan soal kamu".


Dan turutlah apa yang diwahyukan kepadamu serta bersabarlah
sehingga Allah menghukum dengan golongan yang ingkar,
dan memberi kepadamu kemenangan ,
kerana Dia lah sebaik-baik Hakim.