image

image

Tuesday, March 25, 2014

Ta’riful Qur’an

Ta’riful Qur’an
Menurut bahasa, “Qur’an” berarti “bacaan”, pengertian seperti ini dikemukakan dalam Al-Qur’an sendiri yakni dalam surat Al-Qiyamah, ayat 17-18:
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. (Karena itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”.
Adapun menurut istilah Al-Qur’an berarti: “Kalam Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang disampaikan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah”.

Kalamullah
Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata manusia. Bukan pula kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:
“…dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)…”
Tentang kesucian dan keunikan Al-Qur’an ini perhatikanlah kesaksian objektif Abul Walid[1] seorang jawara sastra pada masa Nabi saw: “Aku belum pernah mendengar kata-kata yang seindah itu. Itu bukanlah syair, bukan sihir dan bukan pula kata-kata ahli tenung. Sesungguhnya Al-Qur’an itu ibarat pohon yang daunnya rindang, akarnya terhujam ke dalam tanah. Susunan kata-katanya manis dan enak didengar. Itu bukanlah kata-kata manusia, ia tinggi dan tak ada yang dapat mengatasinya.” Demikian pernyataan Abul Walid.


Mu’jizat
Mu’jizat artinya suatu perkara yang luar biasa, yang tidak akan mampu manusia membuatnya karena hal itu di luar kesanggupannya. Mu’jizat itu dianugerahkan kepada para nabi dan rasul dengan maksud menguatkan kenabian dan kerasulannya, serta menjadi bukti bahwa agama yang dibawa oleh mereka benar-benar dari Allah ta’ala.
Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Nabi Muhammad saw. Pewarisnya yang mengikut Acuan AlQuran tentulah berjaya di dunia sampai ke Akhirat


Al-Munazzalu ‘ala qalbi Muhammad saw
Al-Qur’an itu diturunkan khusus kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan kalam Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi selain Nabi Muhammad saw—seperti Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa atau Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa—tidak bisa dinamakan dan disebut sebagai Al-Qur’an. Demikian pula hadits qudsi[4] tidak bisa disamakan dengan Al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad saw dengan berbagai cara[5]:
  1. Berupa impian yang baik waktu beliau tidur.Kadang-kadang wahyu itu dibawa oleh malaikat Jibril dengan menyerupai bentuk manusia laki-laki, lalu menyampaikan perkataan (firman Allah) kepada beliau.
  2. Kadang-kadang malaikat pembawa wahyu itu menampakkan dirinya dalam bentuk yang asli (bentuk malaikat), lalu mewahyukan firman Allah kepada beliau.
  3. Kadang-kadang wahyu itu merupakan bunyi genta. Inilah cara yang paling berat dirasakan beliau.
  4. Kadang-kadang wahyu itu datang tidak dengan perantaraan malaikat, melainkan diterima langsung dari Hadirat Allah sendiri.
  5. Sekali wahyu itu beliau terima di atas langit yang ketujuh langsung dari Hadirat Allah sendiri.
Al-Manquulu bi-ttawaatir
Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf dan disampaikan kepada kita secara mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang), sehingga terpelihara keasliannya. Berikut sekilas sejarah pemeliharaan Al-Qur’an sejak masa Nabi hingga pembukuannya seperti sekarang:
Pada masa Nabi Al-Qur’an dihafal dan ditulis di atas batu, kulit binatang, pelapah tamar dan apa saja yang bisa dipakai untuk ditulis. Kemudian setahun sekali Jibril melakukan repetisi (ulangan), yakni dengan menyuruh Nabi memperdengarkan Al-Qur’an yang telah diterimanya. Menurut riwayat, di tahun beliau wafat, ulangan diadakan oleh Jibril dua kali.
Ketika Nabi wafat, Al-Qur’an telah dihafal oleh ribuan manusia dan telah ditulis semua ayat-ayatnya dengan susunan menurut tertib urut yang ditunjukkan oleh Nabi sendiri.
Berdasarkan usulan Umar bin Khattab, pada masa pemerintahan Abu Bakar diadakan proyek pengumpulan Al-Qur’an. Hal ini dilatar belakangi oleh peristiwa gugurnya 70 orang penghafal Al-Qur’an dalam perang Yamamah. Maka ditugaskanlah Zaid bin Tsabit untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ia kemudian mengumpulkan tulisan Al-Qur’an dari daun, pelapah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing dan dari sahabat-sahabat yang hafal Al-Qur’an.
Dalam upaya pengumpulan Al-Qur’an ini, Zaid bin Tsabit bekerja sangat teliti. Sekalipun beliau hafal Al-Qur’an seluruhnya, tetapi masih memandang perlu mencocokkan hafalannya dengan hafalan atau catatan sahabat-sahabat yang lain dengan disaksikan dua orang saksi. Selanjutnya, Al-Qur’an ditulis oleh Zaid bin Tsabit dalam lembaran-lembaran yang diikatnya dengan benang, tersusun menurut urutan ayat-ayatnya sebagaimana yang telah ditetapkan Rasulullah saw.
Pada masa Utsman terjadi ikhtilaf tentang mushaf Al-Qur’an, yakni berkaitan dengan ejaan, qiraat dan tertib susunan surat-surat. Oleh karena itu atas usulan Huzaifah bin Yaman, Utsman segera membentuk panitia khusus yang dipimpin Zaid bin Tsabit beranggotakan Abdullah bin Zubair, Saad bin Ash dan Abdurrahman bin Harits bin Hisyam untuk melakukan penyeragaman dengan merujuk kepada lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis pada masa khalifah Abu Bakar yang disimpan oleh Hafsah, isteri Nabi saw.
Al-Qur’an yang dibukukan oleh panitia ini kemudian dinamai “Al-Mushaf” dan dibuat lima rangkap. Satu buah disimpan di Madinah—dinamai “Mushaf Al-Imam”—dan sisanya dikirim ke Mekkah, Syiria, Basrah dan Kufah. Sementara itu lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ditulis sebelum proyek ini segera dimusnahkan guna menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf, satu bacaan[6], dan satu tertib susunan surat-surat.

Al-Muta’abbadu bitilawatih
Membaca Al-Qur’an itu bernilai ibadah. Banyak sekali hadits yang mengungkapkan bahwa membaca Al-Qur’an adalah merupakan bentuk ibadah kepada Allah yang memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah:
Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Allah akan memberi pahala kepadamu karena bacaan itu untuk setiap hurufnya 10 kebajikan. Saya tidak mengatakan kepada kalian bahwa ‘Alif-Laam-Mim’ itu satu huruf, tetapi ‘alif’ satu huruf, ‘Laam’ satu huruf dan ‘Miim’ satu huruf” (HR. Hakim).
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan menjadi simpanan (deposito amal) di langit.” (HR. Ibnu Hibban).
“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al-Qur’an, sementara ada kesulitan (dalam membacanya), maka baginya dua pahala. “ (HR. Bukhari & Muslim)
***

[1] Abul Walid adalah seorang sastrawan Arab yang jarang bandingannya. Suatu saat ia diperintahkan para pemimpin Quraisy untuk menghadap Nabi Muhammad saw dengan maksud membujuk beliau supaya meninggalkan dakwah Islam dengan janji bahwa beliau akan diberi pangkat, harta dan sebagainya. Abul Walid menyampaikan bujukannya ini dan membacakan syair-syair. Tapi kemudian Nabi Muhammad saw membacakan surat Fushilat dari awal sampai akhir. Abul Walid pun tertarik dan terpesona mendengarkan ayat itu sehingga ia termenung memikirkan keindahan gaya bahasanya. Ia kemudian datang kepada para pemimpin Quraisy dan mengatakan kata-kata di atas. [2] Pokok-pokok Ajaran Islam, DR. Miftah Faridl, Pustaka Bandung hal. 9.
[3] Di antara ayat-ayat tersebut umpamanya QS. 39: 6, 6: 125, 23: 12-14, 51: 49, 41: 11: 41, 21: 30-33, 51:7, 49 dan lain-lain
[4] Menurut para ulama hadits qudsi ialah: “Sesuatu yang diberitakan Allah kepada Nabi saw dengan perantaraan Jibril, atau dengan jalan ilham atau mimpi waktu tidur, lalu oleh beliau disampaikan kepada ummat dengan lafadz dan ucapan beliau sendiri, berdasarkan taufiq dari Allah ta’ala. Apabila Rasulullah saw meriwayatkan hadits qudsi, biasanya mengucapkan “Qaala-Llahu ta’aala” (Allah berfirman…), tapi firman itu tidak dimasukkan dalam Al-Qur’an. Begitu juga uslub-nya (susunan kata) tidak sama dengan uslub ayat-ayat Al-Qur’an.
[5] Lihat Kelengkapan Tarikh Muhammad (Gema Insani Press) hal. 142-143.
[6] Bacaan (qiraat) yang dikenal oleh masyarakat muslim saat ini bermacam-macam, tetapi bacaan yang berbeda-beda itu tidak berlawanan dengan ejaan mushaf-mushaf Utsman.http://harakatuna.wordpress.com/2008/09/17/definisi-al-quran/

Monday, March 24, 2014

Ciri Ciri Mu'jizat

Seringkali di katakan ini adalah nama nama lain bagi AlQuran
Namun saya mengajak kalian berfikir, bagaimana jika kita katakan, Ianya adalah ciri ciri mu'jizat
Ciri-Ciri nya ialah:

  •  Al-Qur'an Nama yang paling popular adalah al-Qur'an. Allah menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi peringatan bagi kita agar Al-Qur'an menjadi bacaan yang kita ulang mengulang untuk mengambil pelajarannya (QS 2: 185)

  • Al-Kitab Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah ad Diros, penamaan dengan al-Kitab menunjukkan bahwa al-Qur'an tertulis dalam mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: “Orang yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun al-Qur'an, bagaikan rumah yang rosak” (al-Hadist)

  • Al-Huda Artinya, petunjuk (QS 2:2). Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan fungsi utama dari diturunkannya al-Qur'an (QS 2:185). Kita tidak dapat menjadikan al-Qur'an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan memahaminya, serta mengamalkannya dengan baik.

  • Rahmah Berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang beriman (QS 17:82).

  • Nur Berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan menjadikan al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup kita (QS 5:15-16). Kita melihat tuntunan al-Qur'an, kemudian melangkah dengan tuntunan itu.

  • Ruh Berarti ruh sebagai penggerak (QS 16:2). Ruh menggerakkan jasad manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar al-Qur'an dapat menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain Allah

  • Syifa’ Berarti obat (QS 10:57). Al-Qur'an merupakan obat penyakit hati dari kebodohan, musyrik, kekafiran dan munafik.

  • Al-Haq Berarti kebenaran (QS 2:147).

  • Bayan Berarti penjelasan atau penerangan (QS 3:138; 2:185).

  • Mauizhoh Berarti pelajaran dan nasehat (QS 3:138).

  • Dzikr Berarti yang mengingatkan (QS 15:9).

  • Naba’ Berarti berita (QS 16:89). Di dalam al-Qur'an memuat berita-berita umat terdahulu dan umat yang akan datang

    Subhanallah wahdahulasyarikalah


  • Fungsi dan kedudukan Al-Qur'an

    Fungsi utama dari al-Qur'an adalah sebagai petunjuk dan sumber hidayah Selain itu Al-Qur'an memiliki fungsi lainnya, antara lain:
  • Kitab yang berisi berita (an-Naba’ wal akhbar) (QS 78:1-2)
  • Kitab yang berisi hukum syariat (al-hukmu wasy syari’ah) (QS 5:49-50)
  • Kitab yang berisi perjuangan di jalan Allah (Kitabul Jihad) (QS 29:69)
  • Kitab yang berisi pendidikan (Kitabut tarbiyyah) (QS 3: 79)
  • Kitab yang berisi ilmu pengetahuan (Kitabul ‘Ilm) 

  • Ciri Ciri Tersebut yang berkenaan akan memberikan, kemudahan dan keselamatan kepada yang menuntut Ilmunya dan mengambil pelajarannya. Semoga Tulus hati kita, mendapatkan Hidayahnya

    Thursday, March 20, 2014

    Mu'jizat Dalam Tangan mu

    Mu’jizat
    Mu’jizat artinya suatu perkara yang luar biasa,  Mu’jizat itu dianugerahkan kepada para nabi dan rasul dengan maksud mengukuhkan kenabian dan kerasulannya, serta menjadi bukti bahwa agama yang dibawa oleh mereka adalah Islam  daripada Allah ta’ala.

    Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar Nabi Muhammad saw. Kemu’jizatannya itu diantaranya terletak pada fashahah dan balaghah-nya, Ilmu Nya, keindahan susunan dan gaya bahasanya yang tidak ada tandingannya. Karena gaya bahasa yang demikian itulah Umar bin Khatthab masuk Islam setelah mendengar Al-Qur’an awal surat Thaha yang dibaca oleh adiknya Fathimah. Abul Walid, terpaksa cepat-cepat pulang begitu mendengar beberapa ayat dari surat Fushshilat.[2]

    Karena demikian tingginya bahasa Al-Qur’an, mustahil manusia dapat membuat susunan yang serupa dengannya, apalagi menandinginya. Orang yang ragu terhadap kebenaran Al-Qur’an sebagai firman Allah ditentang oleh Allah ta’ala:
    “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad) buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar.” (QS. Al-Baqarah: 23)

    Allah sendiri kemudian menegaskan bahwa tidak akan pernah ada seorang pun yang mampu menjawab tantangan ini (QS. 2: 24). Bahkan seandainya bekerjasama jin dan manusia untuk membuatnya, tetap tidak akan sanggup (QS. 17: 88).

    Selain itu, kemukjizatan Al-Qur’an juga terletak pada isinya. Perhatikanlah, sampai saat ini Al-Qur’an masih menjadi sumber rujukan utama bagi para pengkaji ilmu sosial, sains, bahasa, atau ilmu-ilmu lainnya.

    Dan inilah BUKTI bahawa, Mukjizat itu dapat di pelajari. Di ambil pelajarannya

    Menurut Miftah Faridl, banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dapat meyakinkan kita bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, tidak mungkin ciptaan manusia, apalagi ciptaan Nabi Muhammad saw yang ummi (7: 158) yang hidup pada awal abad ke enam Masehi (571-632 M)


    Berbagai kabar ghaib tentang masa lampau (tentang kekuasaan di Mesir, Negeri Saba’, Tsamud, ‘Ad, Yusuf, Sulaiman, Dawud, Adam, Musa, dll) dan masa depan pun menjadi bukti lain kemu’jizatan Al-Qur’an. Sementara itu jika kita perhatikan cakupan materinya, nampaklah bahwa Al-Qur’an itu mencakup seluruh aspek kehidupan: masalah aqidah, ibadah, hukum kemasyarakatan, etika, moral dan politik, terdapat di dalamnya.

    Sepatutnya, Inilah Keutamaan Umat Islam, Belajar dan memohon taufik hidayahnya, agar tidak akan Sesat. Beginilah maksud pesanan Rasulullah, dan Allah menyeru agar pembacanya mengambil Pelajaran darinya

    InshaAllah ya
    Sucikanlah diri, Jujurlah membacanya
    Semoga mendapat HidayahNya

    InshaAllah
    wahdahu laasyarikalah


    Wednesday, March 5, 2014

    Redha Allah

    Dan Allah jualah yang memiliki timur dan barat,
    maka ke mana sahaja kamu arahkan diri (ke kiblat untuk mengadap Allah) maka di situlah arah yang diredhai Allah; sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmatNya dan limpah kurniaNya), lagi sentiasa Mengetahui. (Al-Baqarah 2:115)

    To Allah belong the east and the West: Whithersoever ye turn, there is the presence of Allah. For Allah is all-Pervading, all-Knowing. 


    Diharamkan kepada kamu (memakan) bangkai (binatang yang tidak disembelih),
    dan darah (yang keluar mengalir), dan daging babi (termasuk semuanya),
    dan binatang-binatang yang disembelih kerana yang lain dari Allah,
    dan yang mati tercekik, dan yang mati dipukul, dan yang mati jatuh dari tempat yang tinggi,
    dan yang mati ditanduk, dan yang mati dimakan binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih (sebelum habis nyawanya), dan yang disembelih atas nama berhala;
    dan (diharamkan juga) kamu merenung nasib dengan undi batang-batang anak panah.
    Yang demikian itu adalah perbuatan fasik.
    Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa (daripada memesongkan kamu) dari agama kamu (setelah mereka melihat perkembangan Islam dan umatnya). Sebab itu janganlah kamu takut dan gentar kepada mereka, sebaliknya hendaklah kamu takut dan gentar kepadaKu.
    Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redhakan Islam itu menjadi agama untuk kamu.
    Maka sesiapa yang terpaksa kerana kelaparan (memakan benda-benda yang diharamkan) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa (maka bolehlah ia memakannya), kerana sesungguhnya Allah maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (Al-Maaidah 5:3)

    Forbidden to you (for food) are: dead meat, blood, the flesh of swine, and that on which hath been invoked the name of other than Allah. that which hath been killed by strangling, or by a violent blow, or by a headlong fall, or by being gored to death; that which hath been (partly) eaten by a wild animal; unless ye are able to slaughter it (in due form); that which is sacrificed on stone (altars); (forbidden) also is the division (of meat) by raffling with arrows: that is impiety. This day have those who reject faith given up all hope of your religion: yet fear them not but fear Me. This day have I perfected your religion for you, completed My favour upon you, and have chosen for you Islam as your religion. But if any is forced by hunger, with no inclination to transgression, Allah is indeed Oft-forgiving, Most Merciful. 



    Dari Abu Hurairah Abdul Rahman bin Sakhr r.a katanya:”Aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:”Apa yang aku tegahkan kamu daripadanya maka hendaklah kamu menjauhinya dan apa yang aku perintahkan kamu dengannya maka hendaklah kamu kerjakan daripadanya apa yang kamu mampu. Sesungguhnya telah binasa orang-orang yang sebelum kamu oleh sebab banyaknya pertanyaan mereka dan perselisihan mereka terhadap nabi-nabi mereka.”

    (Bukhari & Muslim)
     Huraian
     
    1. Segala apa yang dilarang oleh Rasulullah S.A.W adalah semua perkara yang haram dari segala macam bentuk maksiat dan kejahatan sama ada berhubung dengan diri, masyarakat dan lain-lainnya. Ada yang berkait dengan harta benda seperti larangan mencuri, merompak, meragut atau membazirkan wang di mana setiap larangan itu ada hikmah dan faedahnya.

    2. Manakala segala bentuk suruhan pula hendaklah dikerjakan menurut kadar yang dapat dilakukan sesuai dengan kekuatan atau kemampuan yang ada. Sesiapa pun tidak harus meninggalkan atau mencuaikannya tetapi mestilah dilaksanakan secara bersungguh-sungguh dengan penuh ketaatan.

    3. Punca kebinasaan umat-umat sebelum ini adalah disebabkan perselisihan terhadap nabi-nabi mereka. Mereka suka membantah dan menentang apa-apa yang disampaikan serta banyak mengemukakan pertanyaan yang bukan-bukan sehingga menimbulkan banyak masalah dan akhirnya menyulitkan keadaan.
     Semoga dapat melihat, dan Menilai serta memilih Amal Ibadah Yang Allah redha
    Agar dapat nikmat di Akhirat juga di dunia
    Benarlah, sekiranya tak mahu SESAT, hendaklah berpandukan AlQuran dan sunnah serta kasihi Ahli Bayt nabi 
     sallallahu alaihi wasallam

    Tuesday, March 4, 2014

    Tak Mahu SESAT

    Dari Zaid bin Arqam, r.a. katanya: Bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kitab Allah Azza wa Jalla ialah tali Allah (sebab yang membawa kepada rahmat Allah), sesiapa yang menurutnya: Beradalah ia dalam hidayat pertunjuk yang sebenar-benarnya dan (sebaliknya) sesiapa yang meninggalkannya: Beradalah ia dalam kesesatan. " (Muslim)

    Dari Al-'Irbaadh bin Sariyah, r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. telah menasihati dan mengingati kami, pada suatu hari lepas sembahyang Subuh,  dengan satu nasihat dan peringatan yang sangat-sangat mendalam dan berkesan, yang menjadikan (Pendengar-pendengarnya) menitiskan air mata dan menjadikan hati (mereka) gerun gementar. Lalu berkatalah salah seorang lelaki (di antara kami): "Sesungguhnya nasihat ini nasihat orang yang memberi selamat tinggal, maka apakah pesanan yang tuan hendak pesankan kepada kami Ya Rasulullah? " Baginda menjawab:  "Aku berpesan kepada kamu dengan taqwa kepada Allah,  dan mendengar serta taat kepada (pemerintah kamu) sekalipun ia seorang hamba bangsa Habsyi, kerana sesungguhnya sesiapa di antara kamu yang hidup (selepas ku) akan melihat perselisihan yang banyak dan (dengan yang demikian) berjaga-jagalah kamu, jauhkanlah diri dan perkara-perkara baharu (yang diada-adakan dalam agama), kerana sesungguhnya perkara-perkara itu adalah sesat;  oleh itu sesiapa di antara kamu yang berada dalam zaman berlakunya yang demikian, maka hendaklah ia menurut jalanku dan jalan khalifah-khalifah (ku) yang mendapat pimpinan lagi beroleh hidayat pertunjuk; berpegang teguhlah kamu kepadanya dengan seteguh-teguhnya."  (Tirmizi)
     Perlunya berpandu kepada jalan bawaan Rasulullah S.A.W. dan jalan pimpinan khalifah-khalifah Ar-Rasyidin
     Dari Abdullah bin 'Amr r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi sesungguhnya akan berlaku kepada umatku perkara-perkara yang betul-betul sama seperti apa yang telah berlaku kepada Bani Israil, sehingga jika ada di antara mereka orang yang berzina dengan ibunya dengan berterang-terang, nescaya akan ada dalam kalangan umatku orang yang melakukan perkara yang demikian; dan sesungguhnya kaum Bani Israil telah berpecah belah kepada tujuh puluh dua puak dan umatku pula akan berpecah belah kepada tujuh puluh tiga puak,  semuanya (akan dihumbankan) dalam neraka kecuali satu puak sahaja". Sahabat-sahabat Baginda bertanya: "Siapa dia puak yang satu itu ya Rasulullah? " Baginda menjawab:  "Puak itu ialah puak yang tetap di atas jalanku dan jalan sahabat-sahabatku." (Tirmizi)
     Tuan puan yang Mulia

    Penulisan kali ini, mengajak kalian berfikir
    Tentang apa yang kita turuti dari kelakuan Nasrani

    Kita semua tahu, Bagaimanakah wakil wakil Penguasa Agama Kristian, menerbitkan, berbagai bagai BIBLE, dari penulisan sendiri

    Yang Kita Muslim turut ialah, kita juga menulis Kitab kitab di samping AlQuran
    Dan berbagai bagai maklumat bercampur aduk kerana keterlaluan menurut ilmu laduni, dan sebagainya, 

    Umat akhir kini pula, keterlaluan berpegang kepada kitab kitab ulamak
    Berbanding Kitab AlQuran, serta juga Kitab Hadis Muktabar

    Jadi, perasan idak
    Sama saja Kelakuan
    Sepertimana Wakil wakil nabi isa, yang tidak berpegang kepada INJIL sebaliknya menulis sendiri BIBLE

    Atas sebab inilah Allah mewahyukan AlQuran kepada nabi Muhammad SAW
    Sekiranya kita tidak mahu sesat, Utamakanlah AlQuran dan Sunnah serta lihatlah ahli bayt nabi SAW

    Sesiapa yang di Hidayahkan Allah, tiada sesiapa dapat menyesatkannya
    Hamba hamba KAMI yang Ikhlas, syaitan tidak dapat menguasai

    Sesiapa yang di sesatkan - oleh pilihan sendiri
    Tiada sesiapa dapat hidayahkannya

    Subhanallah
    Wahdahu laasyarikalah