image

image

Wednesday, June 4, 2014

TAKDIR

MEMAHAMI TAKDIR
 
 
A.    PENGERTIAN TAKDIR
 
            Secara bahasa al-qadar berarti akhir dan batas dari sesuatu, maka arti kalimat: “menakdirkan sesuatu” adalah mengetahui kadar dan batasannya.

Adapun pengertian al-qadar (takdir) dalam syariat adalah keterkaitan ilmu dan kehendak Allah yang terdahulu terhadap semua makhluk (di alam semesta) sebelum Dia menciptakannya. Maka tidak ada sesuatupun yang terjadi (di alam ini) melainkan Allah telah mengetahui, menghendaki dan menetapkannya, sesuai dengan kandungan hikmah-Nya yang maha sempurna..

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Ketahuilah bahwa mazhab (keyakinan) para pengikut kebenaran adalah menetapkan (mengimani) takdir Allah, yang berarti bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan takdir (dari) segala sesuatu secara azali (terdahulu), dan Dia ‘Azza wa jalla maha mengetahui bahwa semua itu akan terjadi pada waktu-waktu (tertentu), dan di tempat-tempat (tertentu) yang diketahui-Nya, yang semua itu terjadi sesuai dengan ketetapan takdir-Nya.


( Takdir kepada saya: Adalah Program Program Allah Yang Terdahulu, Berkembang mengikut Nafsu dan Akal Manusia, berdasarkan Ilmu dan Persangkaan - membuka peluang dan ancaman - samada Menauhidkan Allah atau Bertuhankan Nafsu yang menyukai Bisikan Syaitan)


Takdir dibagi menjadi 2 bagian.
 
1.      Takdir mubrom 
 
Takdir mubram merupakan ketentuan Allah swt. Terhadap makhluknya yang tidak dapat diubah lagi, contohnya adalah apa yang kafirin mengatakan Naturally happened - big bang dalam penciptaan, kepada siapa kamu di lahirkan, bukan kuasa kamu memilih, dan sebagainya. Firman Allah swt:
"sesungguhnya perintahnya dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "JADILAH!" maka terjadi". (QS yaasin ayat 82).
Langit, bulan bintang, cakrawala, bukanlah ada manusia boleh mengatur dan mengurusnya, kecuali Allah Subhanahu wataala. ( Namun akibat tangan manusialah membikin kerosakan di bumi, lalu lapisan ozon menipis, dan bumi semakin Panas)


2.      Takdir mu’alaq
 
Takdir ghair mubram atau takdir mu'alaq yaitu: ketentuan Allah swt. Terhadap makhluk-makhluknya yang masih boleh diubah dan diusahakan dengan sungguh-sungguh seperti contoh-contoh:

    1.ikhtar
ikhtiar yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh, karena Allah swt telah memberikan akal dan fikiran serta Nafsu, untuk menimbang, memilih mana yang baik mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Kita diberikan kemiskinan dan kesusahan, maka kita wajib ikhtiar dan berusaha, bukan hanya berpangku tangan. Hasil dari usaha ini niscaya akan Allah berikan kepada kita.
Sebagai mana firman Allah:
"Dan katakanlah hai (muhamad) "bekerjalah kamu semua. Maka Allah dan rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu". (QS At taubah ayat 105).

         Segala yang diperlukan oleh kita selaku umat manusia, tidak akan datang sendiri, tetapi harus diusahakan dengan sungguh-sungguh. Miskin bisa kaya apabila mau bekerja, bodoh bisa pandai manakala mau belajar, sakit bisa sembuh manakala mau berobat. Karena Allah tidak akan merubah nasib seseorang jika kita tidak mau merubahnya sendiri.
Allah berfirman:
"sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib satu kaum kepada kejahatan, sehingga mereka itu merubah halatuju diri mereka sendiri sendiri." (QS. at Ra'd ayat 11)
 
     2.tawakkal
 
Tawakkal yaitu menyerahkan sesuatu urusan kepada Allah swt, setelah kita berusaha dengan sungguh-sungguh sebagai mana mestinya.
Apabila kita telah berikhtiar tetapi hasilnya tetap tidak diperoleh, kita tidak boleh frustasi atau putus asa, tetapi harus tetap bertawakkal. Karena Allah sangat mencintai kepada orang-orang bertawakkal.
Firman Allah swt:
kemudian apabila kamu sudah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah." 
(QS. ali imran ayat 159)
 
 
B.     PERBEDAAN MEMAHAMI TAKDIR
 
1. Golongan Jabariyah
Mereka mengatakan seorang hamba terpaksa (dikendalikan) dalam perbuatan dan tindakan-nya. Manusia tidak memiliki kehendak dan kemampuan.

2. Golongan Qadariyah
Mereka mengatakan seorang hamba mempunyai kehendak, kemauan dan keinginan sendiri tanpa ada campur tangan kehendak dan kekuasaan Allah. Hamba itu sendirilah yang menciptakan perbuatan tersebut. Bahkan ada di antaramereka yang mengatakan bahwa Allah Ta'ala tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh manusia kecuali setelah terjadi.

3. Ahlussunnah wal Jama’ah
            Mereka yang beriman, sehingga diberi petunjuk oleh Allah untuk menemukan kebenaran yang telah diperselisihkan. Dalam masalah ini mereka menempuh jalan tengah dengan berpijak di atas dalil syar’i dan dalil ‘aqli. Mereka berpendapat bahwa perbuatan yang dijadikan Allah di alam semesta ini terbagi atas dua macam:

1.Perbuatan yang dilakukan oleh Allah Ta'ala terhadap makhlukNya. Dalam hal ini tidak ada pililhan dan kekuasaan bagi siapapun. Seperti turunnya hujan, tumbuhnya tanaman, kehidupan, kematian, sakit sehat dan banyak contoh lainnya yang dapat disaksikan pada makhluk Allah. Hal seperti ini tentu saja tak ada kekuasaan dan kehendak bagi siapapun kecuali bagi Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

2.Perbuatan yang dilakukan oleh semua makhluk yang mempunyai kehendak. Perbuatan ini terjadi atas dasar keinginan dan kemauan pelakunya karena Allah menjadikannya untuk mereka. Sebagaimana firman Allah Ta'ala (yang terjemahannya):
“Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapayang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (Al-Kahfi: 29)
 Bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.” (At-Takwir:28).
Allah Ta'ala berfirman (yang terjemahannya)
Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat.” (Ali-Imran: 152). 
 
Manusia bisa membedakan antara perbuatan yang terjadi karena kehendaknya sendiri dan yang terjadi karena terpaksa. Sebagai contoh, orang yang dengan sadar turun dari atas rumah melalui tangga,ia tahu kalau perbuatannya itu atas dasar pilihan dan kehendaknya sendiri. Lain halnya kalau ia terjatuh dari atas rumah,ia tahu bahwa hal tersebut terjadi bukan atas keinginannya. Dia dapat membedakan antara kedua perbuatan ini, yang pertama atas dasar kemauannya dan yang kedua tanpa kemauannya. Dan siapa pun mengetahui perbedaan ini. Atas Izin Allah berlaku apa apa saja itu
 
Silakan mendalami Ilmu tentang Qada dan Qadar, serta sehingga mengetahui Usul Kejadian, agar beroleh tenang dan tenteram dengan Allah, Tiada daya maupun upaya kecuali Allah bersama, subhanallah

1 comment:

  1. sewaktu orang yang ingin tahu, mendatangi wakil Allah yang Tahu, bertanyakan tentang Takdir, orang yang ingin tahu berkata: Beritahu daku, apakah Takdir bagiku?

    Orang yang tahu, hanya berdiam diri dan melihat ke arahnya sahaja

    Sampailah, ke tiga kalinya orang itu bertanya, kemudian berkata, jika aku pilih jalan ini adakah itu takdir ku? jika aku pilih jalan itu, adakah itu takdir ku?

    Orang yang Tahu itu pun menggaris garis ke tanah, lalu membuat Garis lurus
    Lalu berkata: Takdir itu ialah apa yang kamu pilih dan melakukannya, itulah Takdirmu

    Kesimpulannya: Garis lurus itu, ialah, AlQuran dan Sunnah, Jika kamu memilih untuk MenDengar dan Taat, kebaikanlah berserta kamu

    Sekiranya kamu memilih untuk Engkar (Kafir) atau memilih untuk main main (Munafik) hanya menurut Nafsu dan bisikan syaitan, tentulah kamu menghadapi masalah dan mehnah yang berbagai

    Inilah asbab di wajibkan menuntut Ilmu, AlQuran dan Sunnah, daripada Pewaris nabi saw, yang menjaga sanad dan riwayat yang Tepat, Sahih,

    Subhanallah

    ReplyDelete