image

image

Sunday, August 22, 2010

ILMU - kisah benar

"Pada masa-masa awal dakwah kami, kami harus menempuh jarak yang amat jauh dengan berjalan kaki demi untuk menyampaikan dakwah. Tatkala Allah memberikan kepada kami dua qirs (nama mata uang), maka kami membeli himar (keledai) yang kami beri nama 'himar dakwah'."

Hari ini saya berada di muktamar ini dan mendengar syiar-syiar Islam dikumandangkan, yang diselenggarakan oleh pemuda-pemuda terdidik di jantung Amerika. Dalam waktu yang singkat mereka dapat mengumpulkan dana bagi mujahidin sebanyak seperempat juta dolar.

Tatkala saya merenungkan semua itu dengan disertai tetesan air mata —waktu itu di tangan saya tergenggam tasbih— tiba-tiba seorang mahasiswa yang berada di belakang saya berkata kepada saya, "Uncle." Saya menoleh ke arahnya. Lalu ia berkata, "Tasbih ini bid'ah."

Saya memandang kepadanya seperti orang yang baru saja terjaga dari tidurnya, lalu berkata, "Saudaraku, kita ini tinggal di Amerika, sarang dari segala bid'ah." Setelah itu saya beristighfar kepada Allah swt.

Umar bin Khathab ra. adalah sosok da'i yang berdakwah dengan bijaksana. Suatu hari beliau menanyakan seseorang yang telah ia kenal sebelumnya. Mereka menjawab, "Ia berada di luar kota bersama para pemabuk." Lalu Umar mengirim surat kepadanya yang isinya:

"Sungguh, saya memanjatkan puji syukur ke hadiratMu, ya Allah yang tiada Ilah melainkan Engkau, Dzat yang Maha Mengampuni dosa, Dzat yang Maha Menerima taubat dan Dzat yang Mahadahsyat siksaan-Nya."

Berulangkali orang itu membaca surat tersebut sambil menangis sampai akhirnya la bertaubat.

Tatkala Umar mendengar berita itu, la berkata, "Beginilah cara memberi nasihat yang harus kalian contoh. Jika mengetahui bahwa saudaramu terpeleset dan melakukan dosa, maka luruskan dan mohonkan kepada Allah agar Allah mengampuninya, dan janganlah menjadi setan baginya."

Ada orang yang bertanya kepada Abu Dzar ra., "Apakah waktu itu Rasulullah saw. menjabat tangan kalian jika bertemu?" la menjawab, "Saya tidak pernah menjumpainya kecuali beliau menjabat tangan saya. Suatu hari baginda mengutus seseorang kepada saya, waktu itu saya tidak berada di rumah. Ketika saya pulang, saya diberitahu oleh isteri saya. Kemudian saya mendatangi Rasulullah.
Ketika itu beliau sedang berbaring di tempat tidur. Melihat kedatangan saya, beliau bangkit dan memeluk saya." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Berjabat tangan dapat menghapus dosa-dosa. Diriwa-yatkan dari Al-Barra' ra., ia berkata, Rasulullah saw. ber-sabda, "Tidaklab seorang muslim yang bertemu lulu berjabat tangan, kecuali bagi mereka ampunan sebelum mereka berpisah."

Diriwayatkan bahwa jika Rasul menjabat tangan seseorang, beliau tidak melepaskan tangan beliau sehingga orang itulah yang melepaskannya.

Dari Mu'adz bin Jabal ra., ia berkata bahwa Rasulullah memegang tangannya dan berkata,
"Hai Muadz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Aku berpesan kepadamu,jangan sekali-kali kamu meninggalkan membaca doa, 'Ya Allah, tolonglah aku agar dapat mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan melakukan ibadah dengan baik,' setiap selesai shalat." (HR. Abu Dawud)

No comments:

Post a Comment