Ciri-ciri munafik
Dusta
Hadis Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad yang baik:
"Celaka baginya, celaka baginya, celaka baginya. Iaitu seseorang yang berdusta agar orang tertawa."
Di dalam kitab Sahih Bukhari dan Muslim pula), Rasulullah bersabda:
"Tanda orang munafik ada tiga, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta."
Khianat
Sabda Rasulullah s.a.w.:
"Dan apabila berjanji, dia berkhianat."[1]
mengkhianati janji tanpa ada sebab uzur syar'i atau halangan yang benar-benar menghalang tanpa dikehendakinya, maka telah melekat pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.
Fujur Dalam Pertikaian
Fujur adalah keluar dari kebenaran secara sengaja sehingga kebenaran ini menjadi kebatilan dan kebatilan menjadi kebenaran. Maka, sabda Rasulullah s.a.w. tentang kemunafikan:
"Dan apabila bertengkar (bertikai), dia melampaui batas."
Ingkar Janji
Sabda Rasulullah SAW: "Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia dusta, jika berjanji dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat." [2]
Malas Beribadah
Firman Allah s.w.t: "Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas."[3]
ke masjid atau surau, dia terasa berat dan seolah-olah menyeret kakinya seakan-akan terbelenggu dengan rantai. Apabila tiba di masjid atau surau, dia gemar memilih saf yang paling akhir.
Riya
Di hadapan manusia dia sholat seperti khusyuk tetapi ketika seorang diri, dia mempercepat sholatnya. apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia tampak zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia seorang diri, dia akan melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.[4]
Sedikit Berzikir
Firman Allah s.w.t.: "Dan apabila mereka berdiri untuk solat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan solat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." [5]
Mempercepat Sholat
Orang-orang munafik juga adalah orang yang mempercepatkan solat tanpa ada rasa khusyuk sedikit pun, tiada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya sedikit mengingat Allah di dalamnya. Fikiran dan hatinya pula tidak menyatu. Dia tidak menghadirkan keagungan dan kebesaran Allah dalam solatnya.
Hadith Nabi SAW:
"Itulah sholat orang munafik, ... lalu mempercepat empat rakaat (sholatnya)"[1]
Mencela Orang Taat dan Soleh
Kaum munafik ini gemar memperolok orang-orang yang taat dengan ungkapan yang mengandung cemuhan dan celaan.
Allah berfirman di dalam al-Quran: "Orang (munafik) yang mencela sebahagian dari orang yang beriman mengenai sedekah-sedekah yang mereka berikan dengan sukarela, dan (mencela) orang yang tidak dapat (mengadakan apa-apa untuk disedekahkan) kecuali sedikit sekadar kemampuannya, serta mereka mengejek-ejeknya, - Allah akan membalas ejek-ejekan mereka, dan bagi mereka (disediakan) azab seksa yang tidak terperi sakitnya." [6]
Mepermainkan Al-Quran, As-Sunnah, dan Nabi Muhammad s.a.w.
Kes kemunafikan ini adalah termasuk dalam kategori istihzaa' iaitu adalah memperolok-olok atau mempermainkan hal-hal yang disunnahkan Rasulullah dan amalan-amalan lainnya. Orang yang suka memperolok-olok dengan sengaja hal-hal seperti itu dianggap jatuh kafir.
Firman Allah:
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. " [7]
Bersumpah Palsu
Firman Allah SWT: "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai." (Al-Munafiqun: 2 & Al-Mujadilah: 16). Jika seseorang menanyakan kepada orang munafik tentang sesuatu, dia langsung bersumpah. Apa yang diucapkan orang munafik semata-mata untuk menutupi kedustaannya. Dia selalu mengumpat dan memfitnah orang lain. Maka jika seseorang itu menegurnya, dia segera mengelak dengan sumpahnya: "Demi Allah, sebenarnya kamu adalah orang yang paling aku sukai. Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah sahabatku."
Enggan Berinfak
Orang-orang munafik memang selalu menghindari hal-hal yang menuntut pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Apabila menjumpai mereka berinfak, bersedekah, dan mendermakan hartanya, mereka lakukan kerana riya' dan sum'ah. Mereka enggan bersedekah, kerana pada hakikatnya, mereka tidak menghendaki pengorbanan harta, apalagi jiwa.[perlu rujukan]
Tidak Menghiraukan Nasib Sesama Kaum Muslimin
Mereka selalu menciptakan kelemahan-kelemahan dalam barisan muslimin. Inilah yang disebut At Takhdzil, yiaitu sikap meremehkan, menakut-nakuti, dan membiarkan kaum muslimin. Orang munafik percaya bahawa orang-orang kafir lebih kuat daripada kaum muslimin.
Memperbesar Kesalahan Orang
Orang munafik suka memperbesar sesuatu peristiwa atau kejadian.
Jika ada orang yang tersilap tutur katanya secara tidak sengaja, maka si munafik ini akan memperbesarkannya dalam apabila bertemu dengan orang lain dan mengajuk kesalahan tersebut. Dia sendiri mengetahui bahawa orang itu mempunyai banyak kebaikan dan keutamaan, walau bagaimanapun, si munafik itu tidak bersedia mengungkapkannya kepada masyarakat melainkan kesilapan sahaja.
Firman Allah s.w.t: "Demi sesungguhnya, jika orang-orang munafik, dan orang-orang yang ada penyakit (syak ragu-ragu) dalam hatinya, serta orang-orang yang menyebarkan berita-berita dusta di Madinah itu tidak berhenti (dari perbuatan jahat masing-masing), nescaya Kami akan mendesakmu memerangi mereka; sesudah itu mereka tidak akan tinggal berjiran denganmu di Madinah lagi melainkan sebentar sahaja."[8]
Mengingkari Takdir
Orang munafik selalu membantah dan tidak redha pada takdir Allah s.w.t. Maka, apabila ditimpa musibah atau ujian, dia mengatakan: "Bagaimana ini. Seandainya saya berbuat begini, nescaya akan menjadi begini." Dia pun selalu mengeluh kepada manusia lain. Hal ini jelas menunjukkan bahawa dia telah mengkufuri dan mengingkari Qadha dan Qadar. Firman Allah s.w.t.: Katakanlah: "Siapakah yang dapat melindungi kamu dari kemurkaan Allah jika Dia mahu menimpakan bala bencana kepada kamu, atau (siapakah yang dapat menahan kemurahan Allah) jika Dia hendak memberikan rahmat kepada kamu? " Dan (ingatkanlah) mereka (yang munafik) itu: bahawa mereka tidak akan beroleh sesiapapun - yang lain dari Allah - yang akan menjadi pelindung atau penolong mereka.[9]
Mencaci Kehormatan Orang Soleh
Apabila orang munafik membelakangi orang-orang soleh, dia akan mencaci maki, mengejek, mengumpat, dan menjatuhkan kehormatan mereka semasa bertemu dengan orang lain.
Allah s.w.t. berfirman: "Mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan." [10]
Sering Meninggalkan Solat Berjemaah
Apabila seseorang itu segar, kuat, mempunyai waktu yang terluang, dan tidak memiliki uzur syar'i, namun tidak mahu hadir ke masjid atau surau ketika mendengar panggilan azan, maka saksikanlah dia sebagai orang munafik. [1]
Membuat Kerusakan Di Muka Bumi Dengan Dalih Mengadakan Perbaikan
Orang munafik akan selalu berusaha mengadu domba dan menghamburkan fitnah di antara sesama manusia. Dia juga sering memberikan kesaksian palsu, menyebabkan pertikaian antara seseorang dan saudaranya, atau antara ayah dan anaknya, serta selalu berusaha memfitnah dan menjelek-jelekkan nama seseorang. Firman Allah SWT: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan kebaikan.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (Al-Baqarah: 11-12).
Tidak Sesuai Antara Zahir Dengan Bathin Secara Zahir
Mereka membenarkan bahawa Nabi Muhammad SAW adalah Rasul Allah, tetapi di dalam hati mereka, Allah telah mendustakan kesaksian mereka. Sesungguhnya, kesaksian yang tampak benar secara Zahir itulah yang menyebabkan Mereka masuk ke dalam Neraka. Penampilan zahirnya bagus dan mempesona, tetapi di dalam batinnya terselubung niat busuk dan menghancurkan. Di luar dia menampakkan kekhusyukan, sedangkan di dalam hatinya ia main-main.
Takut Terhadap Kejadian Apa Saja
Orang-orang munafik selalu diliputi rasa takut. Jiwanya selalu tidak tenang, keinginannya hanya selalu mendambakan kehidupan yang tenang dan damai tanpa disibukkan oleh persoalan-persoalan hidup apapun.[perlu rujukan] Dia selalu berharap: "Tinggalkan dan biarkanlah kami dengan keadaan kami ini, semoga Allah memberikan nikmat ini kepada kami. Kami tidak ingin keadaan kami berubah." Padahal, keadaan tidaklah selalu apalagi menjadi lebih baik.
Mengelak Dengan Alasan yang Bohong
Firman Allah s.w.t.:
"Di antara mereka ada orang yang berkata: 'Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.' Ketahuilah bahawa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Neraka Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir." [11]
Menyuruh Kemungkaran Dan Mencegah Kemakrufan
Mereka (orang munafik) menginginkan agar perbuatan keji tersiar di kalangan orang-orang beriman. Mereka menggembar-gemborkan tentang kemerdekaan wanita, persamaan hak, penanggalan hijab/jilbab. Mereka juga berusaha memasyarakatkan nyanyian dan konser, menyebarkan majalah-majalah porno (semi-porno) dan narkoba.
Bakhil
Orang-orang munafik sangat bakhil dalam masalah-masalah kebajikan. Mereka menggenggam tangan mereka dan tidak mau bersedekah atau menginfakkan sebahagian harta mereka untuk kebaikan, padahal mereka orang yang mampu dan berkecukupan.[perlu rujukan]
Lupa Kepada Allah SWT
Segala sesuatu selalu mereka ingat, kecuali Allah SWT. Oleh sebab itu, mereka senantiasa ingat kepada keluarganya, anak-anaknya, lagu-lagu, berbagai keinginan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi. Dalam fikiran dan batin mereka tidak pernah terlintas untuk mengingat (berdzikir) Allah SWT, kecuali sebagai tipu daya kepada sewsama manusia semata.[perlu rujukan]
Mendustakan Janji Allah Dan Rasul
Firman Allah s.w.t.:
"Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata: 'Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami selain tipu daya'." [12]
Lebih Memperhatikan Zahir, Mengabaikan Bathin
Orang munafik lebih mementingkan zahir dengan mengabaikan yang batin, tidak menegakkan sholat, tidak merasa diawasi Allah SWT, dan tidak mengenal zikir. Pada zahirnya, pakaian mereka demikian bagus menarik, tetapi batin mereka kosong, rusak dan lain sebaginya.
Sombong Dalam Berbicara
Orang-orang munafik selalu sombong dan angkuh dalam berbicara. Mereka banyak omong dan suka memfasih-fasihkan ucapan. Setiap kali berbicara, mereka akan selalu mengawalinya dengan ungkapan menakjubkan yang meyakinkan agar tampak seperti orang hebat, mulia, berwawasan luas, mengerti, berakal, dan berpendidikan. Padahal, pada hakikatnya dia tidak memiliki kemampuan apapun. Sama sekali tidak memiliki ilmu, bahkan bodoh.
Tidak memahami masalah-masalah agama
"Keistimewaan" orang-orang munafik adalah: mereka sama sekali tidak memahami masalah-masalah agama. Dia tahu bagaimana mengenderai mobil dan mengerti perihal mesinnya. Dia juga mengetahui hal-hal remeh dan pengetahuan-pengetahuan yang tidak pernah memberi manfaat kepadanya meski juga tidak mendatangkan mudharat baginya. Akan tetapi, apabila menghadapi dialog (tanya-jawab tentang persoalan-persoalan Ad Din (Islam)), dia sama sekali tidak dapat menjawab.
Berpura-pura Dalam Dosa
Watak inilah yang paling penting membezakan antara orang munafik dan orang mukmin.
Orang munafik menganggap ringan perkara-perkara yang melawan hukum Allah, menentang-Nya dengan melakukan pelbagai kemungkaran dan kemaksiatan secara sembunyi. Akan tetapi, ketika dia berada di tengah-tengah manusia dia menunjukkan sebaliknya; iaitu berpura-pura taat.
Firman Allah SWT: "Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. " [13]
Seseorang mukmin selalu merasa bahawa dirinya diawasi oleh Allah, baik ketika bersendirian mahupun bersama-sama orang lain. Malah, dia merasa lebih diawasi dan diperhatikan oleh Allah ketika seorang diri.
Senang Melihat Orang Lain Susah, Susah Bila Melihat Orang lain Senang
Orang munafik apabila mendengar berita bahawa seorang ulama yang soleh tertimpa suatu musibah, dia pun menyebarluaskan berita duka itu kepada masyarakat sambil menampakkan kesedihannya dan berkata: "Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan. Kami telah mendengar bahawa si fulan telah tertimpa musibah begini dan begitu. Semoga Allah memberi kesabaran kepada kami dan beliau." Padahal, di dalam hatinya dia merasa senang dan terhibur karena musibah itu.
Rujukan - alquran dan hadis muktabar
No comments:
Post a Comment