Aidil atau Idul Fitri terdari dari dua rangkaian kata: Id’ dan al-fitr. Id (العِيْد)
adalah hari-hari dimana ada sekelompok manusia yang sedang berkumpul
didalamnya. Ibn al-Arabi berkata: “hari raya itu disebut dengan Id,
karena ia senantiasa datang kembali setiap tahun menyapa umat Islam
dengan membawa kegembiraan.”
Ramadhan wadah untuk membentuk karakter muslim yang beriman dan
ikhlas beramal. Ini telah ditegaskan Rasul Saw dalam sabdanya berikut
ini:
“Barangsiapa yang menghidupkan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Dan sabdanya pula:
“Barangsiapa yang menghidupkan Lailatul Qadr dengan shalat dan
kebaikan lain dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka diampuni baginya
dosa yang telah lalu.
Di lain sisi, Ramadhan sarana efektif membentuk sosok muslim yang bertaqwa.
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.” (QS. al-Baqarah [2]: 183)
Kata kedua dari Idul Fitri adalah al-Fitr (الفِطْر) yang seakar kata dengan al-Fitrah (الفِطْرَة), dan al-Futur (الفُطُوْر). Al-Fitrah (الفِطْرَة)
adalah penciptaan manusia di dalam rahim ibu, dimana manusia pada saat
itu masih suci bersih dari noda-noda kemaksiatan. Lembaran-lembaran
hidupnya putih bersih, belum terkotori oleh kelamnya kemaksiatan dan
kemurkaan.
Al-Futur (الفُطُوْر) makanan yang disajikan saat berbuka puasa. Sedangkan, al-Fitr (الفِطْر) sendiri berarti merusak puasa dengan berbuka.
Dari kedua rangkaian kata itu: id (العِيْد) dan al-Fitri (الفِطْر),
maka idul fitri adalah hari dimana umat Islam telah menghakiri puasa
Ramadhan dengan makan dan minum di siang hari. Pastinya, ini merupakan
kebahagian tersendiri setelah sebulan penuh berjuang menahan lapar, haus
dan hawa nafsu.
Allah berfirman:
“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.”” (QS. Yunus [10]: 58)
Jika ada dari mereka yang bertanya: “apa hikmah dari hari raya idul fitri ini?”
Allah SWT berfirman:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka! Dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka (pemberi
zakat). Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi
mereka.” (QS. at-Taubah [9]: 103)
Dan sabda Rasul-Nya:
“Barang siapa yang memenuhi hajat saudaranya, maka Allah senantiasa
memenuhi hajatnya, dan barang siapa yang meringankan kesukaran dan
kesulitan saudara muslimnya, maka Allah akan meringankan kesulitannya di
hari kiamat.”
Disana masih banyak makna sosial kemanusian yang termuat dalam
perayaan Idul Fitri. Olehnya itu, hari suci ini menampakkan wajah Islam
yang sesungguhnya di mata dunia; komunitas yang cinta damai, persatuan,
kebersamaan, dan saling tolong-menolong, sehingga tercipta jalinan
pemikiran, ruhaniah, dan sosial yang sangat kuat.
Maka dari itu, berbahagialah di hari yang penuh bahagia ini dengan
segala bentuk kebahagian yang tidak menyalahi syariat, sebagaimana yang
dianjurkan nabi Saw dalam haditsnya berikut ini:
Diriwayatkan dari Aisyah Ra.: “sesungguhnya Abu Bakr datang
mengunjunginya dalam keadaaan nabi Saw ada pada saat itu di hari Idul
Fitri atau Idul Adha. Ketika itu, Aisyah sedang mendengarkan nyanyian
dua perempuan yang mengisahkan apa yang digemakan kaum di perang Buast,
Abu Bakr berkata: apakah ini bukan seruling zetan diperdengarkan di
rumah Rasululllah? Nabi berkata: (biarkan keduanya wahai Abu Bakr!
Sesungguhnya setiap umat punya hari raya, dan hari raya kita jatuh pada
hari ini)
Fitrah itu daripada Allah, kembalilah kepada Allah
maksudnya Ikhlaskanlah diri
InsyaAllah ya
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Setiap anak yang lahir itu dalam keadaan Fitrah, Siapakah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi .................... Islam tidak di sebutkan, itulah kehidupan menurut Fitrah
Semuga dapat Bertaqwa
SubhanAllah
Kerana tidak memahami akan maksud Fitrah itulah terbitnya berbagai tarian, dan musik, serta permainan dan senda gurau tak mengira jantina, maka kebaikan apakah yang dilakukan itu
ReplyDeleteBenarlah diri yang munafik, menipu diri sendiri, tak dapat melihat kebenaran kerana lebih menyukai kesesatan
benda benda begini kena di perhalusi, agar benar dan betullah kita kiembali ke fitrah, menyambut aidil Fitri
subhanAllah